KASEJO
Rokok Kretek Andalan Para Petani
Peran apoteker dalam pengembangan sains dan teknologi pada bidang kesehatan preventif serta promotif dinilai sangat penting. Hal ini dapat diterapkan
dengan melakukan modifikasi risiko dan pemanfaatan bioaktif. Sebagian besar zat aktif pada berbagai jenis obat yang tersedia merupakan senyawa bioaktif yang diidentifikasi berasal dari bahan
alam, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme," kata apoteker
dalam diskusi daring Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dengan tema “Peran apoteker dalam Pengembangan Sains dan Teknologi di Bidang Kesehatan Preventif: Peluang dan Tantangan Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan akan bahan baku
obat, senyawa bioaktif tersebut telah
disintesis secara kimia maupun biologi
ataupun telah diderivatisasi. Harapannya adalah meningkatkan efek dari senyawa
induknya ataupun bisa meminimalkan efek samping dari
senyawa tersebut. Penggunaan senyawa bioaktif juga ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, untuk pengobatan dengan menggunakan bahan baku dari alam,
seperti jamu-jamuan Senyawa bioaktif pada jamu-jamuan yang paling sering ditemukan adalah kurkumin. Tak hanya
itu, penggunaan senyawa bioaktif juga ditemukan pada produk tembakau, yaitu nikotin yang bersumber dari tanaman tembakau. Tembakau kering mengandung nikotin sekitar 9% sedangkan saat ini banyak di temukan
rokok berbahan pengganti tembakau seperti daun talas. Ternyata daun talas juga mempunyai kadar nikotin alami hanya
saja prosentase sangat kecil . sehingga dianggap
lebih sehat dibandingkan dengan rokok tembakau atau rokok elektrik
yang kandungan nikotin pada
liquid rasa hampir sama besarnya dengan rokok tembakau sekitar 6% Nikotin juga ditemukan pada beberapa jenis tanaman lainnya,
seperti pada terong, kembang kol, kentang,
dan tomat, walaupun dimakan dengan kadar yang sangat sedikit. Konsumsi nikotin paling banyak diperoleh dari merokok.
Rokok mengandung sekitar 7.000 senyawa, 70 di antaranya merupakan senyawa karsinogenik yang memicu timbulnya penyakit kanker. Seiring dengan perkembangan teknologi, nikotin kini bisa
diperoleh melalui penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik,
produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin. Nikotin memang memiliki sifat adiktif terhadap
konsumennya. Namun nikotin juga memberikan dampak positif bagi penderita Alzheimer karena memiliki peran penting dalam
memori. Senyawa bioaktif yang digunakan secara luas di masyarakat seperti nikotin perlu mendapatkan
perhatian dari sains farmasi untuk
dapat menilai risk and
benefit dari penggunaan senyawa bioaktif tersebut dalam berbagai aspek, Ada banyak senyawa bioaktif yang bisa terus dieksplorasi di alam Indonesia dan berpotensi mendatangkan manfaat besar. Namun, dalam
pemanfaatannya, diperlukan tindakan kehati-hatian. Senyawa bioaktif di luar nikotin yang bisa diteliti lebih
jauh adalah cinnamon oil atau minyak kayu
manis
Pada pemanfaatannya
perlu diingat bahwa minyak kayu
manis murni bisa menimbulkan risiko. Beberapa di antaranya, yaitu mengiritasi kulit ketika dicampur secara langsung dengan air mandi dan membakar selaput lendir serta kerongkongan untuk penggunaan oral. Di sinilah peran apoteker untuk terus mengeksplorasi
beragam senyawa bioaktif yang bisa ditemukan di alam untuk mengeliminasi dampak dan cara pemanfaatan yang tepat sehingga bisa mendapatkan
manfaat sepenuhnya
Pada akhirnya tantangan yang dihadapi apoteker sekarang ini adalah perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan produk. Kedua hal tersebut
perlu ditingkatkan secara berkelanjutan oleh para apoteker. Sebab, kesehatan preventif menjadi tren ke
depannya oleh para pemerhati
kesehatan. “Kalau tidak mengembangkan
secara intensif dan masif, maka, akan
menjadi konsumen terus-menerus,”maka
KASEJO merupakan produk pengganti rokok tembakau yag sangat
bisa di nikmati oleh para perokok yang seiring berjalan juga ingin sehat.